Nggak seperti di Indonesia yang mengundang ratusan bahkan ribuan orang, wedding di Perancis biasanya dihadiri orang-orang dekat saja. Acaranya pun nggak cuma datang- salaman- makan, tapi melibatkan acara tari-menari hingga berjam-jam.
Jam 8 pagi. Saya terbangun dengan Mama di samping saya. Di ruang sebelah, Bapak dan adik-adik saya sudah mengobrol. Seluruh keluarga saya ada di Paris buat nikahan saya, termasuk adik ipar yang sedang hamil 5 bulan dan sahabat baik saya!
Pak walikota lebih hepi ketimbang manten |
13:00 teng, acara di balai kota dimulai. Para tamu duduk manis dan si walikota memulai bla bla. Tak lama kemudian... It's legal! We're hooked! Semua bertepuk tangan, kami berjalan ke halaman, bunga ditaburkan, rombongan pemusik mulai bermain dan para tamu menari gembira.Setelah foto-foto, rombongan pun bubar, bersiap menuju acara cocktail dan resepsi di sebuah château (kastil), sekitar 1 jam dari Paris.
18:00. Welcome cocktail dibuka di halaman château. Matahari masih bersinar hangat (maklum summer) dan semua sibuk berfoto ria. Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang yang versi jazzy terdengar di background (saya dong yang bikin playlist nya!)
19:00. Saya mulai berganti dengan baju tradisional maroko, warna merah penuh bling keemasan, dibantu seorang negafa (di jawa dipanggilnya ibu paes lah...).
Orangerie château tempat resepsi |
19:45 Appetizer dihidangkan. Saya nggak boleh ikut makan karena harus ganti baju kedua, kali ini warna biru tosca. Lalu saya kembali memasuki ruangan, para tamu bersorak, bertepuk tangan dan menari lagi. Mama dan tante saya, yang memang dasarnya suka yang heboh-heboh, got too excited.
Jam 21:00 Repeat! Makanan dihidangkan, setelah itu musik berbunyi dan para tamu kembali menari! Saya nggak boleh ikut makan main course karena harus di-henna tangannya sambil ditonton para tamu. Hello, pengantinnya lapar... nanti ngambek nih!!! (wedding planner janji saya boleh ikut makan dessert, sadis ya). Mama saya cekikikan sambil berkata "Tiap dikasih makan, habis itu kita harus nari ya?"
Saya pilih henna emas biar gampang di keletek.. hehehe |
Jam 1 pagi... setelah ganti baju ketiga, potong kue (disambung dancing lagi, pastinya) tetamu sudah hampir bubar dan saya sudah bentuknya nggak keruan. Mr.Sugar entah ke mana, kayaknya ngurusin tetamu keluarganya yang pamitan.
Jam 3 pagi. Saya dan Mr.Sugar tiba di hotel dengan gaun pengantin putih yang ekornya ke mana-mana, ada daun kering segala nyangkut di situ.
Totally exhausted but the best wedding we have ever been! (hahaha, ya iyalahhhh)
.........ngorok sampai sore
* Catatan: ululate adalah menyuarakan suara melengking dengan getaran lidah, biasanya disuarakan wanita mediterania dan arab, untuk menunjukkan kebahagiaan. Kalo nggak biasa, rada kedengeran liar pokoknya.
2 comments
Halo.. Mbak? hehehe bingung mau panggil apa.
Saya baca tulisannya senang sekali, Paris sepertinya bagus sekali..
saya mau travel ke paris nih Mbak, kalo saya tanya2 sedikit boleh ga ya? heheh
Makasih banyak ya����
Pastinya!! Silakan banget kalau mau tanya-tanya! xoxo
Post a Comment