Paris adalah kota yang secara geografis cukup kecil, areanya cuma 105 km2. Bandingkan dengan Jakarta yang luasnya 750 km2, atau Jakarta Selatan yang 145 km2!
Lo, kok bisa cuma sekecil itu? Ini karena secara administratif, yang dinamakan "Paris" itu cuma membentang sekitar 7-10 km dari pusat, terdiri dari 20 distrik. Area di luar itu disebut Ile-de-France, padahal kalo dihitung-hitung secara jarak ya dekat banget.
Peta Paris. Kantor saya nggak masuk peta ini, sedangkan apartment saya di area 15 |
Walaupun kantor saya hitungannya terletak di Ile-de-France, tapi cuma 8 km dari batas Paris. Banyak teman menyarankan mencari apartment yang dekat kantor, supaya bisa jalan aja ke kantor. Tapi, ada juga teman yang menyarankan tinggal di Paris. "You are in Paris! Kenapa pas ada di sini, kamu malah tinggal di luar Paris? Pilihlah lokasi di dalam Paris yang dekat dengan banyak restoran, bioskop, yang enak buat jalan-jalan. Enjoy Paris!"
Setelah meditasi, introspeksi, dan galau, akhirnya saya setuju banget sama teman saya yang terakhir. Jadilah saya mulai sibuk browsing tentang info dan harga sewa apartment di Paris. Dengan budget saya, pastinya saya hanya bisa mendapat apartment seluas 60-75 m2 di Paris. Sementara, kalau tinggal di luar Paris bisa mendapat tempat yang jauh lebih luas. Tapi buat saya nggak masalah, toh saya single; ngapain juga apartment gede-gede. Ntar malah capek ngepelnya... hehehe...
Agen properti saya namanya Beatrice, syukurlah orangnya baik banget dan bahasa inggrisnya oke. Dia bertanya, saya pinginnya apartment yang seperti apa? Ternyata keinginan saya buanyak: minta apartment yang gede, yang murah (heehee), yang ada balkonnya, yang gedung klasik bukan bangunan modern (bergaya Paris dong), yang pemandangannya bagus, yang deket sama stasiun Metro, yang dapurnya gede. Yang cuma ada dalam mimpi...
Untungnya Beatrice nggak langsung menampar saya dengan permintaan absurd ini. Dia cuma bilang "Apartment di Paris itu susah banget didapat, karena undersupply, sementara yang cari banyak. Jadi kalau ada yang suka langsung putuskan! Karena beda sehari pun bisa-bisa diambil orang!"
Mungkin itu trik dia supaya nggak banyak wasting time dengan kerewelan saya.
Tapi setelah baca sana-sini, memang demikianlah adanya.
Hari itu, Beatrice sudah mengatur untuk marathon mengunjungi sepuluh kandidat apartment. Saya minta Beatrice menunjukkan apartment di Area 14 dan 15, yang lumayan dekat sama kantor dan areanya "happening", tapi juga nggak terlalu heboh serta nggak dibanjiri turis.
Walaupun sudah dapat cerita kiri kanan kalau mencari apartment yang pas di hati itu bisa membutuhkan waktu lama, saya pede aja. Soalnya pengalaman di beberapa tempat sebelumnya, saya selalu paling beruntung kalau masalah tempat tinggal (little gift from God!)
Jendela ruang duduk: seandainya bangunan jelek itu gak ada, bisa lihat Eiffel! |
Malam itu juga, saya langsung menelepon Beatrice, memutuskan untuk mengambil apartment tersebut. Dalam waktu seminggu, kontrak pun beres (walaupun dengan sedikit drama, karena si manager apartment yang sudah kakek-kakek itu agak gaptek, jadi nggak bisa balas sms maupun ngurusin email).
Yipppaaaa, sekarang saya resmi punya alamat di Paris!
No comments
Post a Comment